Ya Allah, berilah petunjuk dan rahmat untuk para pemimpin kami, selamatkanlah kami dari fitan, ampunanilah kami & mereka

Minggu, 29 Juli 2012

Berteladan dari Ulama Rabbani dalam Berprinsip


“Inilah Jalan yang Saya Tempuh Ketika Berhadapan dengan Raja maupun Selainnya”

Asy-Syaikh Abdullah bin Shalih Al-‘Ubailan menceritakan:
Suatu ketika dalam sebuah pertemuan yang cukup besar, saya mengajukan pertanyaan kepada Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz,
“Ada beberapa ulama yang memilki pandangan/pendapat yang berbeda dengan anda, namun mereka semua tetap mencintai anda. Kami ingin tahu apa yang menyebabkan hal itu, mengapa anda mendapat karunia dari Allah berupa sesuatu yang menyebabkan tumbuhnya perasaan cinta di hati mereka kepada anda?”
Maka beliau-rahimahullah- menjawab:
“Aku tidak mengetahui apapun, kecuali bahwa-alhamdulillah-, ketika saya mengetahui kebenaran sejak muda, maka saya merasa terpanggil untuk memeganginya. Saya berusaha untuk bersabar atas apa yang menimpa saya sebagai konsekwensi dari prinsip saya itu. Saya tidak akan membenci siapapun, dan tidak pula memuji siapapun (dari kalangan makhluk) atas apa yang menimpaku/saya peroleh. Jika ia (kebenaran itu)diterima, maka pujian itu hanya milik Allah. Begitu pula sebaliknya, bila ditolak, maka pujian pun tetap milik Aallah. Inilah jalan yang saya pegangi semampu saya, baik dalam ucapan maupun tulisan. Siapa yang menghendaki untuk menerima, maka ia akan menerimanya, dan siapa yang menghendaki untuk menolak, maka ia akan menolaknya. Selama saya di atas kebenaran, maka selama itu pula saya akan menyuarakannya.
Bagi pihak-pihak yang memiliki pandangan berbeda dengan saya, maka saya katakana, bagi mereka ijtihad mereka. Allah akan memberi balasan dua pahala bila ijtihadnya benar, dan akan memberi satu pahala bila ijtihadnya salah. Maka saya tidak tahu alasan lain, kecuali hal ini-yakni saya menyeru kepada kebenaran sesuai dengan kemampuan saya, Alhamdulillah-. Dan saya berusaha untuk menyampaikannya secara lisan maupun tindakan. Saya tidak pernah memvonis dan tidak pula membuat sakit hati (menyinggung perasaan).Bila saya telah menyampaikannya, maka saya berdoa kepada Allah, semoga Dia memberikan kemudahan dan petunjuk kepadanya. Inilah jalan yang saya tempuh ketika berhadapan dengan raja maupun selainnya.”

(Mawaqif Madhiyah fi Hayat Al-Imam Abdul Aziz bin Baz, hal 25. Lihat Untaian Mutiara Kehidupan Ulama Ahlussunnah hal 33-34)
-->