Ya Allah, berilah petunjuk dan rahmat untuk para pemimpin kami, selamatkanlah kami dari fitan, ampunanilah kami & mereka

Rabu, 28 November 2012

Berteladan Rendah Hati dari Ulama Rabbani

"...saya akan keluar untuk mendorong."



     Suatu ketika Asy-Syaikh Al-Utsaimin naik sebuah mobil tua milik salah seorang kawan beliau yang mudah mogok. Di tengah perjalanan, mobil itu pun mogok. Berkatalah Asy-Syaikh kepada sopir,"Tetaplah anda di tempat, biar saya yang keluar untuk mendorong."

     ASy-Syaikh keluar dari mobil dan mendorong seorang diri hingga mobil itu berjalan lagi. Peristiwa ini merupakan gambaran betapa beliau sangat rendah hati.


(Al-Jami' lihayat Al-Allamah Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, hal 42, Untaian Mutiara Kehidupan Ulama Ahlussunnah, hal107)

Minggu, 18 November 2012

BELAJAR BERJIWA BESAR & CERDAS DARI ORANG BESAR



Dari Abu Ya'qub al -Madani ia mengkisahkan, "Bahwa pernah ada persoalan antara Hasan bin Hasan dengan Ali bi Husain. Hasan bin Hasan mendatangi Ali bin Husain yang kala itu sedang bersama teman-temannya di masjid. Ia mengungkapkan segala hal yang ia pandang kepadanya. Sementara Ali sendiri hanya terdiam. Maka Hasan pun pergi, dan pada malam harinya Ali mendatangi Hasan di rumahnya. Ia mengetuk pintu rumah Hasan. Setelah Hasan keluar, Ali berkata,'Wahai saudaraku, kalau apa yang engkau katakan kepadaku benar adanya, semoga Allah mengampuniku, namun jika tidak benar, semoga Allah mengampunimu. Assalamu'alaikum'. Setelah itu ia berlalu". 
Perawi menyebutkan, "Setelah itu Hasan mengikutinya dan memeluknya dari belakang sambil menangis terseguk-seguk. Kemudian ia berkata,'Sudah selesai masalahnya. Aku tidak akan melakukan lagi hal-hal yang tidak engkau senangi.' Ali membalas,'Engkau juga sudah kumaafkan atas apa yang engkau katakan keapadaku."

 (Sifatushshafwah, 2/94, Belajar Etika dari Generasi Salaf hal 151-152)

=============================================

Yunus as-Shadafi pernah menyatakan,"Aku tidak pernah mendapatka orang yang lebih jenius daripada Imam Syafi'i. Suatu hari aku berdiskusi dengan beliau tentang suatu persoalan. Namun kami tidak menemukan titik temu. Beliau lalu menemuiku lagi dan menggandeng tanganku seraya berkata,'Wahai Abu Musa (kunyah dari Yunus as-Shadafi), apakah tidak sepantasnya bagi kita untuk tetap bersaudara, meskipun kita tidak menemukan titik temu di antara kita dalam satu masalah?"


(Siyar A'laminnubala, 10/16, Belajar Etika dari Generasi Salaf hal 153-154)