Demokrasi, sebuah kata yang seolah tidak boleh lekang dari percaturan politik dan sistem tata negara, terlebih menjelang pemilihan umum demokrasi nyaring didengungkan. Demokrasi yang lahir dari negeri kafir Yunani dianggap oleh dunia Barat (baca : negara kafir) sebagai satu-satunya sistem paling baik yang mengatur urusan negara, usai keruntuhan sistem komunis.
Pembaca, yang semoga dirahmati Allah, seiring dengan zaman penjajahan barat ke negeri-negeri Islam, demokrasi pun turut dikembangbiakkan oleh kaum penjajah ke negeri-negeri terjajah. Tak luput pula negeri-negeri Islam yang terjajah, seperi Indonesia ikut terwarnai (baca:dipaksa) mengakui, mendukung, dan membela , serta menumbuhsuburkan demokrasi.
Sadarkah kita bahwa ternyata secara pelan namun pasti virus demokrasi telah mengakar demikian kuat di negeri-negeri Islam-kecuali Negara Saudi Arabia,- semoga Allah menyelamatkan negeri-negeri Islam dari demokrasi-. Sehingga lahirlah komentar yang memuji demokrasi setinggi langit, lantas dijadikan kurikulum di sekolah-sekolah mulai dari SD hingga perguruan tinggi. Bahkan yang ironis sejumlah tokoh Islam menyatakan bahwa demokrasi selaras dengan Islam, atau Islam mengajarkan demokrasi-innalillahi wainna ilaihi raji'un-.
Sebagai seoarang Muslim yang di hadapannya ada Al-Qur'an dan As-Sunnah semestinya jeli dan teliti di dalam setiap pikiran, perkataan, maupun tindakan, serta menilai sesuatu. Maka mari kita cermati bersama, benarkah demokrasi selaras dengan Islam??? Seorang Muslim adalah seorang yang punya prinsip, bukan ikut-ikutan, atau minder di hadapan negeri-negeri kafir.
Parameter kebenaran hanyalah dalil dari Al-Qur'an, As-Sunnah dengan metode pemahaman para sahabat Nabi, sebagai generasi terbaik-seperti disabdakan Nabi kita-, yang menyaksikan langsung turunnya wahyu, yang langsung berguru kepada penghulu segala Nabi dan Rasul, yang paling getol menimba ilmu, paling bersemangat di dalam kebaikan, paling dalam ilmunya, paling baik hatinya, dan jauh dari sikap memberat-beratkan diri.
Dan yang pasti demokrasi beserta pemilunya adalah tindakan memberat-beratkan diri, mengapa...??? simak selengkapnya.
Akhirnya selamat menyimak tulisan berikut, dengan harapan semoga Allah senantiasa membimbing setiap gerak langkah kita.
Peringatan : Tulisan ini bukan dimaksud untuk merongrong kewibawaan pemerintah, atau mendiskreditkan, atau menumbuhkan kebencian terhadap pemerintah, apalagi untuk melengser pemerintah. Bukan, sekali-kali bukan. Akan tetapi sebuah nasihat untuk segenap kalangan mulai dari rakyat hingga pejabat. Mudah-mudahan Allah Subhanahuwata'ala memperbaiki bangsa dan negara kaum muslimin, termasuk Indonesia.
Pembaca, yang semoga dirahmati Allah, seiring dengan zaman penjajahan barat ke negeri-negeri Islam, demokrasi pun turut dikembangbiakkan oleh kaum penjajah ke negeri-negeri terjajah. Tak luput pula negeri-negeri Islam yang terjajah, seperi Indonesia ikut terwarnai (baca:dipaksa) mengakui, mendukung, dan membela , serta menumbuhsuburkan demokrasi.
Sadarkah kita bahwa ternyata secara pelan namun pasti virus demokrasi telah mengakar demikian kuat di negeri-negeri Islam-kecuali Negara Saudi Arabia,- semoga Allah menyelamatkan negeri-negeri Islam dari demokrasi-. Sehingga lahirlah komentar yang memuji demokrasi setinggi langit, lantas dijadikan kurikulum di sekolah-sekolah mulai dari SD hingga perguruan tinggi. Bahkan yang ironis sejumlah tokoh Islam menyatakan bahwa demokrasi selaras dengan Islam, atau Islam mengajarkan demokrasi-innalillahi wainna ilaihi raji'un-.
Sebagai seoarang Muslim yang di hadapannya ada Al-Qur'an dan As-Sunnah semestinya jeli dan teliti di dalam setiap pikiran, perkataan, maupun tindakan, serta menilai sesuatu. Maka mari kita cermati bersama, benarkah demokrasi selaras dengan Islam??? Seorang Muslim adalah seorang yang punya prinsip, bukan ikut-ikutan, atau minder di hadapan negeri-negeri kafir.
Parameter kebenaran hanyalah dalil dari Al-Qur'an, As-Sunnah dengan metode pemahaman para sahabat Nabi, sebagai generasi terbaik-seperti disabdakan Nabi kita-, yang menyaksikan langsung turunnya wahyu, yang langsung berguru kepada penghulu segala Nabi dan Rasul, yang paling getol menimba ilmu, paling bersemangat di dalam kebaikan, paling dalam ilmunya, paling baik hatinya, dan jauh dari sikap memberat-beratkan diri.
Dan yang pasti demokrasi beserta pemilunya adalah tindakan memberat-beratkan diri, mengapa...??? simak selengkapnya.
Akhirnya selamat menyimak tulisan berikut, dengan harapan semoga Allah senantiasa membimbing setiap gerak langkah kita.
Peringatan : Tulisan ini bukan dimaksud untuk merongrong kewibawaan pemerintah, atau mendiskreditkan, atau menumbuhkan kebencian terhadap pemerintah, apalagi untuk melengser pemerintah. Bukan, sekali-kali bukan. Akan tetapi sebuah nasihat untuk segenap kalangan mulai dari rakyat hingga pejabat. Mudah-mudahan Allah Subhanahuwata'ala memperbaiki bangsa dan negara kaum muslimin, termasuk Indonesia.
SILAKAN KLIK DI BAWAH INI